Psikologi Manajemen
Psikologi Manajemen
A. Pengertian Manajemen
Menurut para Ahli
1. Pengertian manajemen menurut James A.F.
Stoner adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan terhadap
sumberdaya organisasi lainnya supaya tujuan organisasi dapat tercapai sesuai
dengan yang ditetapkan.
2. Pengertian manajemen menurut R. Terry
adalah suatu proses khas terdiri tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengontrolan yang dilakukan dalam menentukan
serta mencapai target yang sudah ditetapkan lewat pemanfaatan sumberdaya
manusia dan lainnya.
3. Pengertian manajemen menurut stoner adalah
suatu proses dalam membuat perencanaan, pengorganisasian, mengendalikan dan
memimpin segala macam usaha daripada anggota organisasi dan menggunakan segala
sumber daya organisasi dalam mencapai sasaran.
4. Pengertian manajemen menurut Wilson Bangun
adalah suatu rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh para anggota organisasi
agar tujuan dapat tercapai dengan rangkaian yang teratur dan tersusun baik.
dapat disimpulkan bahawa:
Manajemen adalah proses perencanaan, mengorganisasikan, memimpin dan
mengenalikan
pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumberdaya
organisasi
untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan.
B. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan
dapat diartikan sebagai proses mernengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam
melakukan pekerjaan yang telah
ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana
didefinisikan oleh Stoner, Freeman, dan
Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of directing and influencing the
task-related activities of group members.
Kepemimpinan adalah proses dalam
mengarahkan dan memengaruhi para anggota dalam hat berbagai aktivitas yang harus dilakukan.
Lebih jauh lagi, Griffin (2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi 2 konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan
kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses
di mana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan
organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan
tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi.
Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki
kemampuan untuk memengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan,
sehingga orang-orang yang dipimpinnya
menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.
Seperti manajemen, kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang
yang berbeda pula. Menurut
Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. 1) Ada tiga implikasi penting dari deimisi
tersebut :
Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain - bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan
status/ kedudukan pemimpin dan
membuat proses kepemimpinan dapat berjalan.
Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan menjadi
tidak relevan.
Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di
antara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota
kelompok tidak dapat mengarahkan
kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, selain dapat memberikan
pengarahan kepada para bawahan atau
pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus
dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai
contoh, seorang manajer dapat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan
suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara bagaimana tugas itu
dilaksanakan dengan tepat.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan
kemampuan yang dipunyai
seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain
agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran.
C. Pengertian Perencanaan
Robbins
dan Coulter (2002) mendefinisikan perencanaan sebagai sebuah proses yang dimtdai dari
penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh,
serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan seluruh
pekerjaan organisasi hingga
tercapainya tujuan organisasi. Planning is a process that involves defining the
organization's goals, establishing an overall strategy for achieving those
goals, and developing a comprehensive set of plans to integrate and coordinate organizational work.
Hampir
setiap orang maupun organisasi memiliki perencanaan. Apakah perencana• an tersebut
menyangkut kepentingan kehidupan pribadinya, maupun yang terkait dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai. Penulis mencoba melihat pengertian perencanaan ini dari tiga hat,
yaitu dari sisi proses, fungsi manajemen, dan pengambilan keputusan. Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan
dicapai. Dan sisi fungsi
manajemen, perencanaan adalah
fungsi di mana pimpinan menggunakan pengaruh atas wewenangnya untuk
menentukan atau mengubah tujuan dan kegiatan organisasi. Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan
merupakan pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang panjang
atau yang akan datang -mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana
melakukannya, bilamana dan siapa yang akan me' lakukannya, di mana
keputusan yang diambil
belum tentu sesuai, hingga implementasi perencanaan tersebut dibuktikan di kemudian hari.
Pada
intinya, perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya
ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui
serangkaian rumusan rencana
kegiatan tertentu. Perencanaan yang baik_adalah ketika apa yang dirumuskan ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Perercanaan yang buruk adalah ketika apa yang telah dirumuskan dan ditetapkan ternyata tidak berjalan
dalam implementasi, sehingga tujuan organisasi menjadi tidak terwujud. Terkait dengan hal tersebut di atas, George
R. Terry menyatakan bahwa untuk
met1getahui apakah perencanaan
itu baik atau tidak dapat dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan,
yaitu WHAT (Apa), WHY (Mengapa), WHERE (dj rnana), WHEN (Kapan), WHO (siapa),
dan HOW (Bagaimana).
Pertanyaan seputar What terkait dengan misalnya apa yang sesungguhnya
yang menjadi tujuan perusahaan dan apa yang
perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan seputar Why terkait dengan pertanyaan seputar mengapa tujuan tersebut
harus dicapai dan mengapa kegiatan yang terumuskan dalam jawaban atas pertanyaan What perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan
seputar Where adalah mengenai di mana kegiatan tersebut akan dilaksanakan. Pertanyaan seputar When adalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan kapan kegiatan tersebut harus dimulai dan
diakhiri. Pertanyaan seputar Who terkait dengan siapa yang akan melaksanakari-nya. Pertanyaan ini terkait misalnya dengan kualifikasi orang yang
akan melakukannya dari sisi latar belakang personal dan keahliannya. Pertanyaan
terakhir, yaitu di seputar How terkait
dengan bagaimana cara yang
harus dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut.
D. Langkah-langkah Menyusun Perencanaan
1. Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan
keputusan-keputusan tentang keiriginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber
daya sumber dayanya secara tidak
efektif.
2. Tahap 2: Merumuskan keadaan saat
ini. Pemahaman
akan posisi perusahaan sekarang dari` tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut
waktu yang akan datang. Hanya
setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik yang
didapatkan melalui komunikasi dalam
organisasi.
3. Tahap 3: Mengidentifikasikan segala
kemudahan dan hambatan. Segala
kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentiiilcasikan untuk mengukur kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan.
Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern
dan ekstern yang dapat membantu
organisasi mencapai tujuannya, atau yang
mungkin menimbulkan masalah. WalauPun sulit dilakukan, antisipasi
keadaan, masalah, dan kesempatan ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian
esensi dari proses perencanaan.
4. Tahap 4 : Men.gembangkan rencana atau
serangkaian kegiatan untuk pencapaiun tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan
berbagai alternatif kegiatan untuk pencapai an tujuan, penilaian
alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) di antara
berbagai alternatif yang ada.
E.Manfaat Perencanaan dalam
Manajemen
Menurut Husaini Usman dalam bukunya yang berjudul "Manajemen,
Teori, Praktik dan Riset Pendidikan" (2011:65)
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan,
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama,
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas,
d. Pemilihan berbagai alternatif terbaik,
e. Standar pelaksanaan dan pengawasan,
f. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,
g. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,
h. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait,
i. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
j. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan
k. Menghemat waktu, usaha dan dana.
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama,
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas,
d. Pemilihan berbagai alternatif terbaik,
e. Standar pelaksanaan dan pengawasan,
f. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,
g. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,
h. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait,
i. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
j. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan
k. Menghemat waktu, usaha dan dana.
F. Jenis Perencanaan Dalam Organisasi
F. JENIS-JENIS PERENCANAAN
Ada
beberapa macam perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi,yaitu:
a)
Jenis perencanaan menurut prosesnya :
(1)
Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkankebijakansaja, tentang
garis besar atau pokok dan bersifatumum. Mengenai apa dan bagaimana
melaksanakan kebijakanitu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
(2)
Program Planning, merupakan perincian dan penjelasandaripada policy planning.
Dalam perencanaan ini biasanyamemuat, hal-hal berikut:(a) Ikhtisar tugas-tugas
yang harus dikerjakan(b) Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan(c)
Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan(d) Prosedur kerja
yang harus dipatuhi(e) Struktur organisasi yang harus dipenuhi
yang harus dipatuhi(e) Struktur organisasi yang harus dipenuhi
(3)
Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatuperencanaan yang memuat
hal- hal yang bersifat teknis seperticara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil
mencapai tujuanyang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat
dalamperencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan(a) Penetapan
prosedur kerja(b) Metode-metode kerja(c) Tenaga-tenaga pelaksana(d) Waktu, dan
sebagainya
b)
Jenis perencanaan menurut jangka waktunya :
(1)
Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yangdalam pelaksanaannya
membutuhkan waktu lebih dari tigatahun
(2)
Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya
membutuhkan waktu antara 1hingga tiga tahun
(3)
Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya
membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
c)
Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya :
(1)
National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah Negara
(2)
Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
(3)
Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.
d)
Jenis perencanaan menurut penggunaannya :
(1)
Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja.
Dalam artian jika rencana tersebut telahtercapai, maka tidak akan digunakan
lagi
(2)
Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang, walaupun
sudah dilaksanakan berkali-kali
e)
Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan :
(1)
General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan menyeluruh
untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas.Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil
untuk satu tahunpelajaran
(2)
Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus,
misalnya perencanaan yang dilakukan olehkepala sekolah untuk mengatasi
kesulitan belajar dikela IPA
Perencanaan telah diterapkan pada semua jenis kegiatan dan sesungguhnya terdapat berbagai jenis perencanaan. Beberapa rencana meliputi: kegiatan yang sangat luas, sedangkan ada juga yang meliputi kegiatan terbatas saja, ada yang semata-mata meliputi pertimbangan operasional, sedangkan yang lain menitikberatkan pada pelaksanaan, biaya,kualitas atau unsur-unsur penting lainnya.
Menurut
G.R. Terry bahwa jenis rencana dapat di klasifikasikan menjadi:
a. Rencana Pengembangan
b. Rencana Pemakai
c. Rencana Anggota-Anggota Manajemen
Klasifikasi dari rencana-rencana tersebut adalah sesuai dengan waktu yang di liput oleh rencana-rencana yang bersangkutan. Dengan demikian terdapat rencana-rencana dilihat dari segi waktu jangka panjang (meliputi waktu lima tahun atau lebih) dan rencana jangka pendek (meliputi waktu dua tahun atau kurang). Rencana-rencana yang meliputi waktu tiga hingga limatahun kadang-kadang dianggap berjangka pendek atau juga dianggap jangka panjang, tergantung dari organisasi yang bersangkutan, ada juga menyatakan rencana-rencana seperti adalah berjangka sedang, tetapi tidak begitu umum disebut demikian. G.R. Terry lebih condong memakai periode waktu membenarkan pengeluaran-pengeluaran seperti ditetapkan di dalam rencana yang bersangkutan.Artinya, mereka menginginkan agar rencana mencakup waktu yang diperlukan untuk menutup komitmen pengeluaran mereka. Hal tersebut sering dinyatakan sebagai Recovery Cost. Menerima konsepsi komitmen tersebut berarti bahwa yang direncanakan itu selalu berbeda,tergantung dari hal-hal tersebut di atas dan keyakinan dari para top manajer. Jenis-jenis rencana lainnya ialah rencana orientasi dan rencana operasional.Rencana-rencana tersebut dapat berupa rencana jangka pendekdan rencana jangka panjang.Rencana orientasi berusaha untuk memperjelas sasaran-sasaran perusahaan yang masih aktuil, kegiatannya, kemampuan, personil dan hubungannya dengan para langganan. Dengan latar belakang rencana rencana seperti itu, dapat dibuat proyeksi tentang hal-hal yang diharapkan akan terjadi. Sebaliknya, rencana-rencana tersebut dapat memberi evaluasi kepada para manajer tentang situasi, rencana. Rencana-rencana operasional meliputi kegiatan-kegiatan yang segera akan dilaksanakan. Ia dapat menjawab siapa yang akan melaksanakan apa mengaktifkan sumber-sumber fisik. yakni fasilitas, bahan dan personil,
a. Rencana Pengembangan
b. Rencana Pemakai
c. Rencana Anggota-Anggota Manajemen
Klasifikasi dari rencana-rencana tersebut adalah sesuai dengan waktu yang di liput oleh rencana-rencana yang bersangkutan. Dengan demikian terdapat rencana-rencana dilihat dari segi waktu jangka panjang (meliputi waktu lima tahun atau lebih) dan rencana jangka pendek (meliputi waktu dua tahun atau kurang). Rencana-rencana yang meliputi waktu tiga hingga limatahun kadang-kadang dianggap berjangka pendek atau juga dianggap jangka panjang, tergantung dari organisasi yang bersangkutan, ada juga menyatakan rencana-rencana seperti adalah berjangka sedang, tetapi tidak begitu umum disebut demikian. G.R. Terry lebih condong memakai periode waktu membenarkan pengeluaran-pengeluaran seperti ditetapkan di dalam rencana yang bersangkutan.Artinya, mereka menginginkan agar rencana mencakup waktu yang diperlukan untuk menutup komitmen pengeluaran mereka. Hal tersebut sering dinyatakan sebagai Recovery Cost. Menerima konsepsi komitmen tersebut berarti bahwa yang direncanakan itu selalu berbeda,tergantung dari hal-hal tersebut di atas dan keyakinan dari para top manajer. Jenis-jenis rencana lainnya ialah rencana orientasi dan rencana operasional.Rencana-rencana tersebut dapat berupa rencana jangka pendekdan rencana jangka panjang.Rencana orientasi berusaha untuk memperjelas sasaran-sasaran perusahaan yang masih aktuil, kegiatannya, kemampuan, personil dan hubungannya dengan para langganan. Dengan latar belakang rencana rencana seperti itu, dapat dibuat proyeksi tentang hal-hal yang diharapkan akan terjadi. Sebaliknya, rencana-rencana tersebut dapat memberi evaluasi kepada para manajer tentang situasi, rencana. Rencana-rencana operasional meliputi kegiatan-kegiatan yang segera akan dilaksanakan. Ia dapat menjawab siapa yang akan melaksanakan apa mengaktifkan sumber-sumber fisik. yakni fasilitas, bahan dan personil,
merupakan
hal-hal yang dicakup oleh rencana tersebut.
Komentar
Posting Komentar