Manusia dan Keindahan
A. KEINDAHAN
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik,
elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala
hasil seni, pemandangan
alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang selalu bertambah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang selalu bertambah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
APAKAH KEINDAHAN ITU ?
Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu
yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu barn dapat
dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Menurut The Liang Gie dalam
bukunya “Garis besar estetika”. Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris
keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beutiful” dalam bahasa
Perancis–“beau”, sedang Italia dan spanyol “belld’ berasal dari kata latin
“bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai
bentuk’ pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis
“bellum. Menurut cakupannya orang hams membedakan antara keindahan sebagai
suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk
perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beauty
(keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah). Dalam pembatasan
filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan raja.
Disamping itu-terdapat
pula perbedaan menunit luasnya pengertian, yakni:
a)
keindahan dalam arti yang luas
b)
keindahan dalam arti estetis mumi
c)
keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
Bangsa Yunani juga
mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya ‘symmetria’
untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat dan
arsitektur.) dan hamlonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi
pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi
-
keindahan seni
-
keindahan alam
-
keindahan moral
-
keindahan intelektual
Keindahan dalam arti estetis mumi menyangkut pengalaman estetis
dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
diserapnya.Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga
hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan dan bentuk dan warna. keindahan pada dasamya adalah sejumlah kwalita, pokok
tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut
adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry),
keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). Ada pula yang berpendapat,
bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam
suatu benda dan di antara benda itu dengan Si pengamat.
Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan
yang terdapat antara pencerapan-pencerapan inderawi kits (beaty is unity of
formal relations of our sense perceptions).
Sebagian filsuf lain
menghubungan pengertian keindahan dengan ide kesenangan (pleasure), yang
merupakan sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran.
Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan
adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
NILAI ESTETIK
Dalam rangka teori umum
tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap
sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral, nilai ekonomik,
nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu
yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Masalahnya sekarang
ialah : apakah nilai estetik itu.? dalam bidang filsafat, istilah nilai
seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti kebethargaan
(worth) atau kebaikan (goodness). Dalam dictionary of sociology and related
sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi sebagai
berikut :
“The believed capacity
of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject which causes
it to be on interest to an individual or a group”. ( kemampuan yang dipercaya
ada pada sesuatu benda untuk me imuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari
sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan).
Nilai ekstrinsik adalah
sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu ha! lainnya
(instrumental/contributory. value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau
membantu.. Nilai instrinsik adalah sifat balk dari benda yang bersangkutan,
atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh :
(1)
puisi bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi,
bans, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin
disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai
instrinsik.
(2)
Tari, tarian Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan
segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya.
Tarian itu merupakan
nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah
kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.
c. KONTEMPLASI DAN
EKSTANSI
Kontemplasi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia,
maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila kontemplasi dan
ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor
pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor
pendorong utuk merasakan, menikmati keindahan. Bagi scorang seniman selera seni
lebih dominan dibandingkan dengan orang bukan seniman. Bagi orang bukan seniman
mungkin faktor ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia lebih suka menikmati karya
seni daripada menciptakan karya seni. Dengan kata lain, ia hanya mampu
menikmati keindahan tetapi. tidak mampu menciptakan keindahan.
APA SEBAB MANUSIA
MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?
Keindahan itu pada
dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa keindahan itu
ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau
pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak indah.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan
dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau
kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral,
mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan
banyak lagi lainnya.
Berikut ini akan dicoba menguraikan
alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1) Tata nilai yang telah
usang
Tata nilai yang terjelma
dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga
dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai
kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan
derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan
moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad
terutama dari segi kebutuhan seksual.
Sebagai contoh ialah
karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah
Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para
pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi
revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3) penderitaan manusia
Banyak faktor yang
membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor
manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat
nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini
tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan
telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus
dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat
dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta
kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan
Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat
kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan
dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal
karena menarik dan tidak membosankan.
d. KEINDAHAN MENURUT
PANDANGAN ROMANTIK
Dalam buku AN Essay on
Man (1954), Ems Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pemah
selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata
penyair romantik John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia
berkata :
A thing of beuty is a
joy forever
its loveliness
iscreases; it wil never pass into nothingness
Dia mengatakan, bahwa
sesuatu yang indah adalah keriangan selama lamanya,
kemolekannya bertambah,
dan tidak pemah berlalu ke ketiadaan. Dalam sajak di atas, Keats mengambil
bahannya dari Endymion yang terdapat dalam mitologi Yunani kuno. Endymion dalam
mitologi itu sendiri mempakan penjabaran dari konsep keindahan pada jaman
Yunani kuno. Menurut mitologi Yunani ini, Endymion adalah seorang gembala yang
oleh pars dewa diberi keindahan abadi. Dia selalu muda, selamanya tidur, dan
tidak pemah diganggu oleh siapapun. Menurut Keats, orang yang mempunyai konsep
keindahan hanya tertentu jurnlahnya. Mereka mempunyai negatif capability, yaitu
kemampuan untuk selalu dalam keadaan ragu-ragu, tidak menentu dan misterius
tanpa mengganggu keseimbangan jiwa dan tindakannya hanya pikiran dan hatinya yang
selalu diliputi keresahan.
Mengenai keindahan,
Coleridge mengutip Shakespeare (1564-1616) dalam karyanya midsummer; night:
Thing base and vile holding no quality/ love can transpose to form and
dignity”, yaitu sesuat yang rendah dan tidak menpunyai nilai, dapat berubah dan
menjadi berarti. Inilah yang menggelisahkan Coleridge. Dia menggunakan tembakau
sebagai contoh: karena kekuatan kebiasaanlah, maka tembakau yang sebenamya
tidak enak dapat menjadi nikmat. Perubahan ini dapat mempenganilhi imajinasi: dengan
merasakan nikmatnya tembakau maka dalam angan-angan seseorang, segala sesuatu
yang berhubungan dengan tembakau dapat menjadi indah.
Kegelisahan Coleridge
ini tercermin dalam “Frost at midnight (1798), sebuah sanjak mengenai salju
tipis yang tunin di tengah malam. Salju inilah yang baginya merupakan hal
sesaat. Jatuhnya salju ini mengingatkan Coleridge pada dusunnya yang penuh
sesak orang. Disini proses imajinasinya mulai tumbuh. Keindahan adalah
sublimasi yang terjadi karena kebebasan menyendiri dan hikmah ketidakberdosaan.
Selanjutnya Keats
membedakan antara orang biasa dan seniman, dan antara seniman biasa dan seniman
yang baik yang dapat mencipta sesuatu yang indah menurut dia. Pada sesuatu
kesempatan is melihat lukisan “Death on the Pale Horse”, karya pelukis West,
misalnya, yaitu mengenai seseorang yang coati di atas kuda yang pucat, dia
langsung berpendapat bahwa West bukanlah seniman yang baik. Menurut Keats, West
tidak mempunyai cukup negative capability.
Pada hakekatnya negative
capability adalah suatu proses. Keraguan, ketidaktentuan dan misteri adalah
suatu proses. Proses inilah yang membuat seseorang menjadi kreatif.
Ada persamaan hakiki
antara J.Keats dan Coleridge dalarn menanggapi hal-hal sesaat. Bagi mereka
hal-hal sesaat adalah pelatuk yang meledakkan imajinasi dan imajinasi ini
langsung membentuk keindahan.
B. RENUNGAN
Renungan berasal dari
kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan
seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori
metafisik dan teori psikologik.
(a).TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini
ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu
pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa
yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
Tokoh teori ekspresi
yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan
karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science
of Expresion and General Linguistic”. Seorang tokoh lainnya dari teori
pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah
memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya
dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak, garis,
wama, suar dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata mernindahkan perasaan
itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
(b).TEORI METAFISIK
Teori seni yang bercorak
metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi
keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori
peniruan (imitation theory).
(c). TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis
dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi
tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena
terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem
menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran
penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasaikan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman.
Suatu teori lain tentang
sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller
(1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni
adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri
seseorang. Sebuah teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah
teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang
atau tanda dari perasaan manusia.
C. KESERASIAN
Keserasian berasal dari
kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai
benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,
pertentangan, ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian
perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan wamanya bagian atas dengan
bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cars memadu itu kurang
cocok, maka akan merusak pemandangan. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian
ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualitas /
pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering
disebut adalah kesatuan (unity).
Filsuf Ingris Herbert
Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan
bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is
unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap
pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan.
(a). TEORI OBYEKTIF
DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam
bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua
teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.
Salah satu persoalan
pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah
keindahan menmpakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam
alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan
tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan
teon subyektif.
Pendukung teon obyektif
adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teon subyektif
ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke.
Teori obyektif
berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah
sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan,
terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori subyektif, menyatakan bahwa
ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya
perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan
semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Yang tergolong
teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara
suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya
yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
(b) TEORI PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang
keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita bagaimana yang
menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno
dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab
17 di Empa.Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa
banyak tiang besar.
Teori perimbangan
tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang
lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka.
Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (yakni
mempunyai bagian-bagian). Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik
yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran
proporsi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah.
Teori perimbangan
berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad.
Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran
termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif
sifatnya.
Keindahan hanya ada pada
pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang
berbeda-benda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan
sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya
hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak
mungkin disusun teori umum tentang keindahan.
Bab 6. MANUSIA DAN
PENDERITAAN
A. PENGERTIAN
PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari
kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra {artinya menahan
atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau_ti_n~atau lahir batin.
Penderitaan termasuk
realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang
berat ada juga yang ringan.
Penderitaan akan dialami
oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan
kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan
atau kesedihan yangkadang-kadang bermakna agar manusia sadar
untuk tidak memalingkandariNya.
Baik dalam Al Quran
maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang
penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan
adanya penderitaan. Tetapi umunya manusia kurang memperhatikan peringatan
tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
Hal itu misalnya dalam
surat Al.lnsyigoq:6 (q) dinyatakan “manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh
perjuangan. Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras
untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus
menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan
tidak botch lupa untuk taqwa terhadap Tuhan.
Berbagai kasus
penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai
dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan
dalam hidupnya? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara
medis untuk mengurangi . atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis,
penyembuhannya tedetak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan
soal-soal psikis yang dihadapinya.
B. SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan
sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga benipa siksaan jiwa atau
rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Di dalam kitab suci
diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti,
yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri,
makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain,. ayat 40 surat Al Ankabut
menyatakan :
“masing-masing bangsa
itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya
kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan
halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benarnkan
ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum
Nuh.
Siksaan yang sifatnya
psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Keb‘imbangan dialami
oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mans yang
akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi
atau tidak, siapakah dan kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat
dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia
merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu.
Kesepian dialami
oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun
ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan
dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang
tinggalnya ditempat yang sepi.
Ketakutan
merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan
batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka
disebut sebagai phobia. Seperti pada kesepian, ketakutan.dapat juga timbul atau
dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal
yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan,
antara lain:
(a) Claustrophobia dan
Agoraphobia
Cloustrophobia adalah rasa
takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang
disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
(b) Gamang merupakan
ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan,
karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi.
(c) kegelapan merupakan
suatu .ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab
dalam pikirannya dalam kegelapan demikianakan muncul sesuatu yang
ditakuti.
(d) Kesakitan merupakan
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang
takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan ke
dalam tubuhnya.
(e) Kegagalan merupakan
ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan
dijalankan mengalami kegagalan.
Apa yang membuat seseorang
menjadi phobia ?
Ahli-ahli medis
mempunyai pendapat yang betheda-beda dan banyak penderita yang mempunyai
teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya
dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu,
misalnya pekerjaan bani, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang
serius. Tanpa pengobatan anak-anak yang menderita phobia sekolah dapat
berkembang menjadi agoraphobia yang parah bila mereka sudah biasa. Kesukarannya
adalah, bahwa orang tua sulit membedakan antara kemalasan yang kadang-kadang
timbul dan phobia yang sebenarnya.
Umumnya ada dua aliran
tentang penyebab phobia. Ahli – ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa
phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang
harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang.
Sebaliknya ahli – ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia
adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab sebabnya supaya mendapat
perawatan dan pengobatan.
C. KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam
ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana
kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat
ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang
bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala pennulaan
bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
nampak pada jasmani yang
sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
nampak pada kejiwaannya
dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-taham gangguan
kejiwaan adalah :
gangguan kejiwaan nampak
dalam gejala-gejala kehidupan si penderita balk jasmani maupun rokhaninya
usaha mempertahankan
diri dengan cars negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan
dirinya salah; pads orang yang tidak menderita ganguan kejiwaan bila menghadapi
persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan
perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau
memecahkan persoalan.
kekalutan merupakan
titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya
kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a. kepribadian yang
lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal
tersebut sexing menyebabkan yang bei angkutan merasa rendah diri yang secara
berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b. terjadinya
konflik sosial budaya akibat nonna berbeda antara yang bersangkutan dengan
apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi;
misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota,
orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan
masa jayanya dulu.
c. cara pematangan
batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan
mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara balk sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
Negatif : trauma yang
dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk f ustasi antara lain :
agresi berupa
kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak tettendali dan secara
fisik berakibat mudah terjadinya hypenensi (tekanan darah tinggi) atau
tindakansadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
regresi adalah kembali
pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya
dengan menjerit jerit,menangis sampai meraung-raung,memecah barang-barang.
fiksasi adalah peletakan
atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu,
memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
proyeksi merupakan usaha
melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-
sikap sendiri yang
negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan
lantai yang terjungkit.
identifikasi adalah
menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam
kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal
harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
narsisme adalah self
love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior
daripada orang lain.
autisme adalah gejala
menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi
dengan orang lain, ia puas denganfantasinya sendiri yang dapat menjwus ke
sifat yang sinting.
Penderita
kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti:
kota-kota besar
yang banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang
merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian
orang tidak mau tahu keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap
penderitaan orang lain akibat egoisme sebagai cin masyarakat kota.
anak-anak muda usia yang
tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena
tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang
usia tuapun sexing mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma
lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah
bedaku.
Wanita pada umumnya
lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau
peraisaannya,’tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara itu
mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang
banyak menjadi penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan.)
daripada kaum pria.
Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini mudah sekali mengalami penderitaan.
orang yang terlalu mengejar
materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo
dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin,
mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan masalan spintual yang justru
membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
Penderitaan maupun
siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia
ini benar-benar merupakan neraka dalam hidupnya.
D. PENDERITAAN DAN
PERJUANGAN
Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian
kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu
sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya,
dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau
dialaminya.
Penderitaan dikatakan
sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa
manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai
rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengataasi
kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan
tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha
merubahnya.
Pembebasan dari
penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alarn lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhansupaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka.
E. PENDERITAAN,
MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern
sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah
dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan
sebagian lainnya membuat manusia menderita.
Beberapa sebab lain yang
menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang.
dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan
Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda diCondet,
Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran.
Media masa merupakan
alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan
manusia secara cepat kepada masyarakt.
Dengan demikian masyarakat
dapat segera menilai untuk menentukansikap antara sesama manusia tenitama bagi
yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan
para seniman melalui karya seni, sehingga pars pembaca, penontonnya dapat
menghayatipenderitaan sekaligus keindahan karya seni.
Media masa merupakan
alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan
manusia secara cepat kepada masyarakt.
Dengan demikian masyarakat
dapat segera menilai untuk menentukansikap antara sesama manusia tenitama bagi
yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan
para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat
menghayatipenderitaan sekaligus keindahan karya seni.
F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita
kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebabtimbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
A)
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
B)
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/ azab Tuhan
G. PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan
memperoleh pengaruh bemiacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal
kernudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi
penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dart penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan.
Apabila sikap negatif dan sikap positif.ini
dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa
kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat
dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan
dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan
harus disingkirkan
Sumber: http://hadi27.wordpress.com/rangkuman-manusia-dan-keindahan-serta-manusia-dan-penderitaan/
http://ilmubudayadasar-wanda.blogspot.com/2011/12/manusia-dan-keindahan.html
Komentar
Posting Komentar